Sunday, December 9, 2012

Keutamaan Menyantuni Anak-Anak Yatim

Anak yatim adalah anak yang ditinggalkan mati ayahnya selagi ia belum mencapai umur baligh. Dalam Islam, anak yatim memiliki kedudukan tersendiri. Mereka mendapat perhatian khusus dari Rasulullah saw. Ini tiada lain demi menjaga kelangsungan hidupnya agar tidak telantar yang dapat menyebabkannya menjadi orang yang tidak bertanggung jawab.

Oleh karena itu, banyak sekali hadis yang menyatakan betapa mulianya orang yang mau memelihara anak yatim atau menyantuninya. Sayang, anjuran beliau itu sampai kini belum mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat. Hanya sebagian kecil saja umat Islam yang mau memperhatikan anjuran itu.

Di Indonesia, khususnya di desa-desa, sampai sekarang kebiasaan memberi uang ala kadarnya pada tanggal 10 Muharam kepada anak yatim masih berlaku. Setiap tanggal 10 Muharam, anak-anak yatim bergerombol mendatangi rumah-rumah orang kaya atau para dermawan. Di situ mereka memperoleh pembagian uang. Kebiasaan demikian sungguh amat terpuji, tetapi apakah para anak yatim hanya butuh bantuan sekali itu?

Tentunya tidak. Mereka membutuhkan bimbingan sampai dirinya mampu mengarungi bahtera kehidupannya sendiri. Betapa mulianya orang yang mau menyantuni mereka, sebagaimana hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari bersumber dari Sahl bin Sa’ad bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Saya dan orang yang menanggung (memelihara) anak yatim dengan baik, di surga bagaikan ini. (seraya beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah dan beliau rentangkan kedua kaki jarinya itu)” (H.R. Bukhari).

 Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa besar (An-Nisaa:2).

Alquran telah menjelaskan adanya larangan memakan harta anak yatim dengan cara lalim sebagaimana firman Allah yang artinya, “Sesungguhnya orang yang memakan harta anak yatim secara lalim, sebenarnya mereka itu menelan api neraka dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala” (An-Nisaa: 10).

Ismail bin Abdurrahman berkata, “Pemakan harta anak yatim dengan lalim itu besok di hari kiamat akan dikumpulkan dan di waktu itu keluarlah api yang menyala-nyala dari mulutnya, telinganya dan matanya sehingga semua orang mengenalnya bahwa ia sebagai pemakan harta anak yatim.”

Para ulama berkata, bagi setiap wali anak yatim bilamana ia dalam keadaan fakir diperbolehkan baginya memakan sebagian anak yatim dengan cara ma’ruf (baik) menurut sekadar kebutuhannya saja demi kemaslahatan untuk memenuhi kebutuhannya, tidak boleh berlebih-lebihan dan jika berlebih-lebihan akan menjadi haram. Menurut Ibnul Jauzi dalam menafsirkan “bil ma’ruf” ada 4 jalan yaitu, pertama, mengambil harta anak yatim dengan jalan kiradl. Kedua, memakannya sekadar memenuhi kebutuhan saja. Ketiga, mengambil harta anak yatim hanya sebagai imbalan, apabila ia telah bekerja untuk kepentingan mengurus harta anak yatim itu, dan keempat, memakan harta anak yatim tatkala dalam keadaan terpaksa, dan apabila ia telah mampu, harus mengembalikan dan jika ia benar-benar tidak mampu hal tersebut dihalalkan.

Kecuali mengancam orang yang merugikan harta anak yatim, Allah juga akan mengangkat derajat orang-orang yang suka menyantuni anak yatim; sebagaimana sabda Nabi, “Barang siapa yang menanggung makan dan minum (memelihara) anak yatim dari orang Islam, sampai Allah SWT mencukupkan dia, maka Allah mengharuskan ia masuk surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak terampunkan” (H.R. Turmudzi).

 Dari hadis ini, memberikan jaminan bagi orang-orang yang mau mengasuh anak yatim akan memperoleh imbalan pahala dari Allah SWT, berupa surga yang disejajarkan dengan surga Nabi saw., kecuali ia melakukan dosa-dosa yang tidak terampunkan oleh Allah SWT. Demikianlah kewajiban kita sebagai umat Islam untuk menyantuni anak yatim.

Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/1204/10/renungan_jumat.htm

Monday, December 3, 2012

Abdurrahman bin Auf, Sahabat yang Dermawan

Adalah sosok yang sangat bersegera dalam berinfak. Dialah Abdurrahman bin ‘auf, putih kulitnya, lebat rambutnya, banyak bulu matanya, mancung hidungnya, panjang gigi taringnya yang bagian atas, panjang rambutnya sampai menutupi kedua telinganya, panjang lehernya, serta lebar kedua bahunya.

Dilahirkan selang sepuluh tahun setelah tahun Gajah. Pada masa jahiliyah memiliki nama Abu Amru. Setelah masuk Islam, kemudian Rasulullah sholallahu alaihi wa salam menggantinya dengan Abdurrahman. Lengkapnya ialah Abdurrahman bin Auf bin Abdi bin Al Harits bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’aiy. Kuniyahnya ialah Abu Ahmad. Dia termasuk Assabiqun Al Awwalun, dan tergolong diantara sepuluh orang yang dijanjikan Rasulullah masuk surga.

Abdurrahmah bin Auf masuk Islam atas ajakan Abu Bakar Ash Shiddiq, yaitu sebelum Rasulullah tinggal di rumah Al Arqam. Sebagaimana kaum muslimin yang lainnya, ia juga mendapatkan tekanan-tekanan dari kaum Quraisy, yang semakin lama semakin keras. Ketika Allah mengijinkan Rasulullah untuk hijrah ke Madinah, ia termasuk orang yang turut serta dalam rombongan tersebut. Di madinah beliau dipersaudarakan oleh Rasulullah dengan sahabat Sa’ad bin Rabi’ Al Anshari

Sa’ad bin Rabi’ berkata kepada saudaranya, Abdurrahman, ”Wahai saudaraku, aku memiliki dua kebun, pilihlah mana yang engkau suka, lalu ambillah.” Abdurrahman menjawab, ”Semoga Allah memberikan berkah kepada harta dan keluargamu. Akan tetapi, tunjukanlah kepadaku pasar.”
Dia adalah sahabat yang pandai berdagang dan sangat ulet. Maka mulailah ia menjual dan membeli. Selang beberapa saat ia sudah mengumpulkan keuntungan dari perdagangannya.
Disamping itu, ia juga sosok pejuang yang pemberani. Ia mengikuti peperangan-peperangan bersama Rasulullah. Pada waktu perang Badr, ia berhasil membunuh salah satu dari musuh-musuh Allah, yaitu Umair bin Utsman bin Ka’ab At Taimi. Keberaniannya juga nampak tatkala perang Uhud, medan dimana banyak diantara kaum muslimin yang lari, namun ia tetap ditempatnya dan terus berperang Sehingga diriwayatkan, ia mengalami luka-luka sekitar dua puluh sekian luka. Akan tetapi perjuangannya di medan perang masih lebih ringan, jika dibanding dengan perjuangannya dalam harta yang dimilikinya.

Keuletannya berdagang serta doa dari Rasulullah, menjadikan perdagangannya semakin berhasil, sehingga ia termasuk salah seorang sahabat yang kaya raya. Kekayaan yang dimilikinya, tidak menjadikannya lalai. Tidak menjadi penghalang untuk menjadi dermawan.
Diantara kedermawanannya, ialah tatkala Rasulullah ingin melaksanakan perang Tabuk. Yaitu sebuah peperangan yang membutuhkan banyak perbekalan. Maka datanglah Abdurrahman bin ‘Auf dengan membawa dua ratus ‘uqiyah emas,dan menginfakkannya di jalan Allah. ( 1 uqiyah emas = 29,75 gram emas, 200 uqiyah = 5,95 Kg emas coba hitung berapa yang beliau infaqkan.?? kita ambil saja rata-rata harga 1 gram emas = Rp 500.000, jadi total yang beliau shodaqohkan lebih dari 2,9 M) Sehingga berkata Umar bin Khattab, ”Sesungguhnya aku melihat, bahwa Abdurrahman adalah orang yang berdosa karena dia tidak meninggalkan untuk keluarganya sesuatu apapun.” Maka bertanyalah Rasulullah kepadanya, ”Wahai Abdurrahman, apa yang telah engkau tinggalkan untuk keluargamu?” Dia menjawab, ”Wahai Rasulullah, aku telah meninggalkan untuk mereka lebih banyak dan lebih baik dari yang telah aku infakkan.” ”Apa itu?” tanya Rasulullah. Abdurrahman menjawab, ”Apa yang dijanjikan oleh Allah dan RasulNya berupa rizki dan kebaikan serta pahala yang banyak.”

Adakah sekarang Pengusaha Muslim yang shodaqohnya dalam satu waktu seperti beliau diatas..??

Suatu ketika datanglah kafilah dagang Abdurrahman di kota Madinah, terdiri dari 700 onta yang membawa kebutuhan-kebutuhan. Tatkala masuk ke kota Madinah, terdengarlah suara hiruk pikuk. Maka berkata Ummul Mukminin, ”Suara apakah ini?” Maka dijawab, ”Telah datang kafilah Abdurrahman bin ‘Auf.” Ummul Mukminin berkata, ”Sungguh aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Aku melihat Abdurrahman masuk surga dengan keadaan merangkak’**.” Ketika mendengarkan berita tersebut, Abdurrahman mengatakan, ”Aku ingin masuk surga dengan keadaan berdiri. Maka diinfakkanlah kafilah dagang tersebut.”

Beliau juga terkenal senang berbuat baik kepada orang lain, terutama kepada Ummahatul Mukminin. Setelah Rasulullah wafat, Abdurrahman bin Auf selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Mneyertainya apabila mereka berhaji, yang ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Abdurrahman. Dia juga pernah memberikan kepada mereka sebuah kebun yagn nilainya sebanyak empat ratus ribu.

Puncak dari kebaikannya kepada orang lain, ialah ketika ia menjual tanah seharga 40.000 dinar, ( jika dikurs sekarang  1 Dinar - senilai Rp. 2.260.000,- coba hitung berapa yang beliau shodaqahkan, 40.000 x 2.260.000 = 90.400.000.000 (90,4 Milyar) yang kemudian dibagikannya kepada Bani Zuhrah dan orang-orang fakir dari kalangan muhajirin dan Anshar. Ketika Aisyah mendapatkan bagiannya, ia berkata, ”Aku mendengar Rasulullah bersabda, tidak akan memperhatikan sepeninggalku, kecuali orang-orang yang bersabar. Semoga Allah memberinya air minum dari mata air Salsabila di surga.”

Diantara keistimewaan Abdurrahman bin Auf, bahwa a berfatwa tatkala Rasulullah masih hidup. Rasulullah juga pernah shalat di belakangnya pada waktu perang tabuk. Ini merupakan keutamaan yang tidak dimiliki orang lain.

Abdurrahman bin Auf, juga termasuk salah seorang sahabat yang mendapatkan perhatian khusus dari Rasulullah. Terbukti tatkala terjadi suatu masalah antara dia dan Khalid bin Walid, maka Rasulullah bersabda, ”Wahai Khalid, janganlah engkau menyakiti salah seorang dari Ahli Badr (yang mengikuti perang Badr). Seandainya engkau berinfak dengan emas sebesar gunung Uhud, maka tidak akan bisa menyamai amalannya.”

Disamping memiliki sifat yang pemurah dan dermawan, ia juga sahabat yang faqih dalam masalah agama. Berkata Ibnu Abbas: Suatu ketika kami duduk-duduk bersama Umar bin Khattab. Maka Umar berkata, ”apakah engkau pernah mendengar hadits dari Rasulullah yang memerintahkan seseorang apabila lupa dalam shalatnya, dan apa yang dia perbuat?”
Aku menjawab, ”Demi Allah, tidak pernah wahai Amirul Mukminin. Apakah engkau pernah mendengarnya?” Dia menjawab, ”Tidak pernah, demi Allah.” Tatkala kami sedang demikian, datanglah Abdurrahman bin Auf dan berkata, ”Apa yang sedang kalian lakukan?” Umar menjawab, ”Aku bertanya kepada Ibnu Abbas,” kemudian ia menyebutkan pertanyaannya. Abdurrahman berkata, ”aku pernah mendengarkan tentang hal itu dari Rasulullah.” Apa yang engkau dengar wahai Abdurrahman?” Maka ia menjawab, ”Aku mendengar Rasulullah bersabda, apabila lupa salah seorang diantara kalian di dalam shalatnya, sehingga tidak tahu apakah ia menambah atau mengurangi, apabila ragu satu raka’at atau dua raka’at, maka jadikanlah satu raka’at, dan apabila ia ragu dua raka’at atau tiga raka’at, maka jadikanlah dua raka’at, dan apabila ia ragu tiga raka’at atau empat raka’at, maka jadikanlah tiga raka’at, sehingga keraguannya di dalam menambah, kemudian sujud dua kali dan dia dalam keadaan duduk sebelum salam, kemudian salam.”

Itulah beberapa keutamaan Abdurrahman bin Auf, dan masih banyak lagi keutamaan-keutamaan yang lainnya. Apabila dalam suatu majlis, kesederhanaan yang dimiliki Abdurrahman, menjadikan manusia susah untuk membedakan, mana yang miskin dan mana yang kaya. Melimpahnya harta yang dimilikinya, itu semua karena doa dari Rasulullah sholallahu alaihi wa salam dan merupakan ujian berat dari Allah.

Beliau wafat dan meninggalkan banyak harta untuk para ahli warisnya. Terbilang meninggalkan 1000 onta, 100 kuda, 3000 kambing , Juga meninggalkan emas dan perak yang semuanya dibagikan kepada ahli warisnya.

Sungguh berbahagia Abdurrahman bin Auf, orang yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah. Diantara sahabat yang ikut membawa jenazahnya ialah Sa’ad bin Abi Waqqas. Juga dishalati oleh Utsman bin Affan, serta ikut mengiringinya sahabat Ali bin Abi Thalib. Semoga Allah merahmati sahabat Abdurrahman bin Auf.


Sumber Biography:
Rubrik Sakhshiyah Majalah Assunnah edisi 02/Tahun VII/1424H/2003M, hal 59-60 oleh Abu Aminah.
Bagian Prolog dari berbagai sumber

Monday, November 26, 2012

Khoiriyah, Wanita dan Air Mata



Khoiriyah, Wanita dan Air Mata
Saya tulis kembali kisah ini yang saya simak  dari acara Kisah Inspiratif MQ FM yang disiarkan pada tanggal
25 November 2012 / 11 Muharam 1434 setelah waktu Isya.

Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah.
(HR. Tirmidzi)

Wanita itu bernama Khoriyah. Suatu ketika ia memiliki keinginan untuk menikah karena memang dilihat dari usianya, ia sudah matang untuk menikah. Iapun diperkenalkan oleh kakak perempuannya dengan seorang laki-laki. Padahal, kakaknya sendiri belum menikah, padahal usianya sudah mendekati 30 tahun. Khoiriyah memang memilih untuk menikah dengan laki-laki yang belum pernah dikenalnya. Pernikahan adalah suatu ikatan yang sangat suci. Banyak sekali amal ibadah yang ada di dalam ikatan tersebut. Oleh karena itu, ia memilih untuk memasuki gerbang pernikahan tanpa merusak gerbangnya. Khoiryah meyakini bahwa menikah dengan seorang laki-laki tanpa didahului dengan pacaran atau bentuk kemaksiatan lain akan menimbulkan rasa ikhlas yang lebih besar ketika menjalankan bahtera rumah tangga.

Berawal tahun 1992. Khoiriyah menikah dengan seorang laki-laki yang sebelumnya ia tidak pernah mengenalnya. Pernikahan yang cukup mengharukan untuk Khoiriyah karena orangtuanya tidak hadir dalam pernikahan tersebut. Kedua orangtuanya sudah lama meninggal ketika Khoiriyah masih berusia belia.

Pernikahan pun berlangsung. Khoiriyah dan suaminya menjalankan bahtera rumah tangga dengan kebahagiaan. Mereka bahagia dengan keadaan mereka, walaupun suaminya hanyalah seorang supir di agen pariwisata. Memang, bahtera yag tidak diawali dengan kemaksiatan, bahtera yang diawali dengan penuh keikhlasan, dan bahtera yang diawali dengan niat beribadah kepada Allah Azza wajalla akan memberikan kebahagiaan kepada sang awak bahtera, walaupun badai dan angin kencang mengguncang bahtera tersebut. Seiring berjalannya waktu, Khoiriyah dan suaminya pun mendapatkan kabar gembira. Khoiriyah divonis hamil oleh dokter. Pasangan muda tersebut pun menghabiskan masa penantian dengan penuh kebahagiaan. Sang suami bekerja lebih semangat. Sang istri menikmati masa ngidamnya dengan penuh rasa syukur kepada Allah. Khoiriyah dan suaminya sangat rajin beribadah dan selalu berdoa agar dikaruniai anak yang soleh. Masa yang dinantikan pun datang. Khoiriyah merasakan sakit perut yang menandakan ia akan segera melahirkan. Rasa syukur, bahagia, kecemasan, dan kekhawatiran pun menyelimuti pasangan tersebut. Ya, mereka bahagia namun khawatir. Mereka bahagia karena telah diberikan kepercayaan oleh Allah SWT untuk memiliki anak. Mereka khawatir karena karunia itu muncul ketika usia kandungan Khoiriyah baru enam bulan. Ya, dokter mengatakan bahwa sang anak lahir dalam keadaan premature. Namun, kebahagiaan pasangan yang soleh itu selalu muncul sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, walaupun cobaan telah menimpa mereka di usia pernikahan yang belum terlalu lama.

Dina. Itulah nama cantik yang diberikan oleh Khoiriyah dan suaminya kepada sang anak yang cantik dan manis. Walaupun dokter telah mengizinkan Dina untuk dibawa pulang ke rumah, Khoiriyah dan suaminya diwajibkan untuk memeriksakan dan menjalani pengobatan Dina dua kali seminggu. Tentu, biaya pemeriksaan dan pengobatan pun tidak sedikit. Namun, Khoiriyah dan suaminya tetap bersyukur dalam kondisi seperti ini. Sang suami pun bekerja lebih keras agar dapat membiayai pengobatan untuk anak yang disayanginya, Dina. Semoga Allah SWT meridhoi mereka.

Keteguhan dan kesabaran Khoiriyah dan suaminya diselimuti dengan rasa syukur. Beberapa bulan setelah Dina lahir ke dunia, Khoiriyah sang ibu dinyatakan hamil untuk kedua kalinya. Rasa bahagia pun muncul karena Dina akan memiliki seorang adik. Wakt terus berjalan hingga pada akhirnya anak kedua pun lahir. Cantik sekali bayi yang kecil itu. Ya, bayi itu adalah bayi perempuan yang kemudian diberi nama Nisa. Khoiriyah dan suaminya merasa bahagia dengan kelahiran Nisa. Namun, kebahagian itu lagi-lagi diselimuti dengan kesedihan karena Nisa tidak sepenuhnya sehat. Nisa mengidap penyakit yang belum bisa dideteksi oleh dunia kedokteran. Nisa sering kejang, panas, lalu normal kembali. Begitu seterusnya. Ujian untuk Khoiriyah dan suaminya pun bertambah. Ternyata Allah SWT sedang menguji pasangan tersebut karena Allah saying kepada mereka. Allah mencintai mereka hingga Dia merasa cemburu dengan mereka. Allah ingin agar Khoiriyah dan suaminya naik derajatnya dengan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ujian itu. Beberapa kali pun Khoiriyah dan suaminya rutin menuju ke rumah sakit untuk memeriksakan anaknya. Kali ini yang dibawa adalah dua bayi perempuan yang sangat disayanginya. Saat itu, Dina berusia satu tahun, sedangkan Nisa berusia enam bulan. Kesabaran dan ketabahan sangat terpancar dari wajah Khoiriyah. Seringkali ia membawa anaknya ke rumah sakit sendirian tanpa suami, karena suaminya harus lebih bekerja keras untuk memenuhi biaya pengobatan bagi dua malaikat kecilnya.

Kebahagian muncul kembali ketika saat Nisa berusia enam bulan, Khoiriyah dikabarkan hamil untuk ketiga kalinya. Saat-saat hamil yang cukup berat untuk Khoiriyah karena ia harus merawat Dina dan Nisa. Suaminya terpaksa sering pulang larut malam untuk mencari nafkah lebih keras lagi. Seiring berjalannya waktu, anak ketiga pun lahir. Kali ini yang terlahir ke dunia tersebut adalah seorang bayi laki-laki yang sangat tampan dan memiliki senyum yang menyenangkan untuk dilihat. Fahri. Itulah nama yang diberikan kepada bayi mungil tersebut. Lagi-lagi Khoiriyah dan suaminya diuji oleh Allah SWT. Fahri divonis mengidap penyakit yang mirip dengan kakaknya, Nisa. Khoiriyah sangat tabah menghadapi ini semua.

 Ada satu hal yang hamper tidak bisa pergi dari sisi Khoiriyah, yaitu air mata. Namun, Khoiriyah selalu membentengi diri dengan prasangka yang baik kepada Allah SWT. Apalah artinya air mata jika dibandingan dengan ridho Allah SWT. Tentu, ridho Allah SWT tidak dapat digantikan dengan yang lain. Ketabahan Khoiriyah dan suaminya ternyata bertahan walaupun tiga anaknya harus tergeletak sakit. Dina, Nisa, dan Fahri. Tiga malaikat kecil yang diyakini oleh Khoiriyah dan suaminya sebagai titipan suci dari Allah SWT yang harus dirawatnya dengan baik bagaimanapun keadaannya.

Ujian untuk Khoiriyah terus bertambah. September 2001. Suami yang dicintainya dipanggil oleh Allah SWT. Suaminya menderita penyakit yang tidak dikenalnya. Perutnya membuncit. Dokter mengatakan bahwa suaminya menderita penyakit karena harus bekerja terlalu keras untuk membiayai pengobatan anak-anaknya. Sungguh seorang ayah yang sangat hebat. Khoiriyah hanya bisa terdiam dengan meninggalnya suami. Namun, ia harus tegar. Masih ada Dina, Nisa, dan Fahri yang harus dipertahankan. Seringkali ia termenung dan memikirkan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Khoiriyah mulai membuka usaha jualan untuk merawat dan membiayai pengobatan anak-anaknya. Nasi uduk, pisang goring, dan bakwan dijualnya. Sungguh perjuangan yang cukup berat bagi seorang wanita seperti Khoiriyah. Namun, dengan melihat anak-anaknya, Khoiriyah merasa bahwa yang ia perjuangkan belum ada apa-apanya. Suami yang telah meninggalkannya telah menitipkan tiga malaikat kecil kepada Khoiriyah. Tentu mereka adalah titipan Allah SWT yang harus dirawat dengan baik oleh Khoiriyah.

Cobaan datang kembali. Tiga bulan setelah meninggalnya sang suami, Fahri menyusul ayahnya. Allah SWT telah mengambilnya dari Khoiriyah untuk selama-selamanya. Kesedihan pun menyelimuti diri Khoiryah. Namun, ia sangat yakin bahwa Fahri hanyalah titipan dari Allah SWT yang dapat diambil oleh-Nya kapanpun. Sisa kehidupan tetap dijalani oleh Khoiriyah dengan penuh kesabaran dan prasangka baik kepada Allah SWT. Dia sedang menaikkan derajat Khoiriyah di sisi-Nya dengan memberikan cobaan yang bertubi-tubi. Ternyata Khoiriyah kuat.

Juni 2002. Itulah saat di mana Khoiriyah mendapatkan ujian selanjutnya. Nisa sang anak perempuan tidak kuat menahan penyakitnya. Allah SWT mengambilnya dari sisi Khoiriyah. Kesedihan tentu menyelimuti Khoiriyah sebagai seorang ibu yang telah melahirkan Nisa. Namun, keimanan yang tebal menolong Khoiriyah untuk tetap sabar. Prasangka baik kepada Allah selalu tersirat di pikiran Khoiriyah. Sanak keluarga mengucapkan bela sungkawa yang sebesar-besarnya untuk Khoiriyah. Mereka hendak mengucapkan kalimat penghibur untuk Khoiriyah, namun kesedihan yang turut mereka rasakan membuat mulut mereka pilu. Mereka belajar sangat banyak dari ketabahan dan kesabaran Khoiriyah.

Sungguh pahala yang diberikan oleh Allah SWT kepada hambanya sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan yang berhasil dilalui oleh hamba-Nya. Allah memberikan ujian kepada hamba-Nya karena Dia sangat menyayangi hamba-Nya itu. Jika sang hamba bersabar dalam ujian dan cobaan tersebut, tentu Allah SWT akan menaikkan derajatnya di sisi-Nya. Sebaliknya, jika ia tidak bersabar dalam ujian, Allah SWT akan murka kepadanya.

Khoiriyah memilih untuk bersabar. Dua hari setelah kematian Nisa, ujian kembali datang. Tenda kedukaan belum dibongkar dari rumahnya, namun Allah SWT mengambil Dina dari Khoiriyah. Ya, Dina meninggal dunia tepat dua hari setelah meninggalnya Nisa. Sungguh, jika Khoiriyah tidak memiliki keimanan yang kuat, ia akan merasa lemah dan lemas dengan cobaan yang bertubi-tubi ini. Namun, Khoiriyah terus tabah dan sabar. Prasangka baik kepada Allah-lah yang selalu menjadi kekuatan baginya. Kini Khoiriyah hanya bisa berdoa agar suami dan ketiga anaknya ditempatkan di sisi-Nya yang terbaik. Khoiriyah yakin bahwa mereka akan menjadi penghuni surga. Aamiin. 

Segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Allah tidak akan menguji suatu kaum melebihi kesanggupannya. Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan.
Allah memberikan ujian dan cobaan kepada hamba-Nya karena Dia sangat menyayangi hamba-Nya itu.

Tuesday, October 30, 2012

Kuliah di Arab Saudi

Ditulis oleh Andi Firdaus, Umar Syarif, Em Ye, Farid Fadhillah, Budi Santoso, Mahasiswa.Indonesia KSA (Saudi)

Berikut pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan para pendaftar:

UNIVERSITAS
T: Universitas mana saja yang memungkinkan untuk mendapatkan beasiswa?
J:
S1:
- Universitas Islam Madinah (UIM) di Madinah --> http://www.iu.edu.sa
- Ummul Quro (UQU) di Mekah --> http://uqu.edu.sa
- King Saud University (KSU) di Riyadh --> http://ksu.edu.sa

Master dan PhD:
- King Saud University (KSU) di Riyadh --> http://ksu.edu.sa
- King Abdullah University Science and Technology (KAUST) di Thuwal --> - http://www.kaust.edu.sa/
- King Fahd University Petroleum and Minerals (KFUPM) di Dhahran --> http://www.kfupm.edu.sa
- King Abdulaziz University (KAU) di Jeddah --> http://www.kau.edu.sa/

JURUSAN YANG DIBUKA UNTUK BEASISWA
T: Jurusan apa saja yang biasa dibuka untuk beasiswa?
J: Detailnya silakan lihat link dibawah.

- KSU --> https://dgs.ksu.edu.sa/DGS8/Login.aspx atau http://ali.ksu.edu.sa/register/arreg.htm (bahasa dan S1)
- KAUST --> http://www.kaust.edu.sa/admissions/tokaust/fellowship.html
- KFUPM --> http://www1.kfupm.edu.sa/kfupm/admissions/graduate.aspx
- KAU --> http://dgsscholarship.kau.edu.sa/Pages-scholaerships.aspx (Info dan cara mendaftar disarankan menggunakan browser Internet Explorer 8 atau 9)

WAKTU PENDAFTARAN
T: Kapan waktu pendaftarannya?
J: Umumnya pendaftaran dibuka setelah Ramadhan. Untuk UIM, biasanya sebelum Ramadhan.

T: Bagaimana pendaftarannya?
J: Silakan lihat di link sebelumnya. Khusus untuk UIM, pendaftaran dilakukan di Indonesia (info bisa dilihat di http://serambimadinah.net/).

DOKUMEN
T: Dokumen apa saja yang diperlukan?
J: Ijazah, transkrip, CV, rekomendasi, TOEFL/IELTS. Untuk KAU, Ijazah dan transkrip harus diterjemahkan ke dalam INGGRIS atau ARAB dan mendapatkan legalisir dari kedutaan Arab Saudi.

T: Bagaimana format dokumennya?
J:  semua dokumen dalam Bahasa INGGRIS atau ARAB dengan format PDF

IPK
T: Berapa IPK yang diperlukan?
J: Minimal very good (>3 skala 4)

TOEFL/IELTS
T: Berapa nilai TOEFL/IELTS yang diperlukan?
J:  Master: minimal 500 (untuk M.S. KFUPM: 520 (PBT), 190 (CBT) or 68 (IBT), Ph.D.: 550 (PBT), 213 (CBT) or 79 (IBT))

T: Sertifikat TOEFL yang Like,  ITP, atau IBT?
J:  - Bisa pakai yang Like
- Untuk KAU, KFUPM hanya bisa IBT dan IELTS saja
- Untuk UIM tidak perlu

T: Pendaftaran, biayanya dan tempat testnya?
J:
TOEFL:
- Like (+-100rb) --> bisa ke bimbingan belajar (eg. ILP, ELTI, LIA)
- ITP ($27) --> cek di http://www.iief.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=77&Itemid=10
- IBT ($175) --> hampir disetiap kota besar ada. cek di http://www.ets.org/toefl

IELTS: cek di http://www.ielts.org

GRE (Graduate Record Examination)
T: Apa itu GRE?
J: GRE itu semacam tes potensi akademik. detailnya bisa cek disini http://www.ets.org/gre atau representatif di Indonesia http://iief.or.id

T: Perlukah nilai GRE?
J: Beberapa kampus saat ini mulai memberlakukan nilai GRE.
- KAUST dan KFUPM --> wajib (KFUPM: Quantitative: 700, Analytical: 4.0 and Verbal: 300)
- KSU --> masih sebatas jurusan tertentu saja
- KAU --> dikasih lebih baik

T: Berapa biayanya dan dimana testnya?
J: US$175. Tempat test saat ini hanya di Jakarta.
T: Bagaiman jika nilainya kurang dari persyaratan?
J: Silakan dikomunikasikan dengan pihak jurusan.

REKOMENDASI
T: Siapa pemberi rekomendasi?
J: Bisa dosen untuk fresh grad, bos di tempat kerja, atau ustadz di pondok pesantren Anda.

T: Bagaimana kriteria pemberi rekomendasi?
J: Pemberi rekomendasi adalah orang yang kenal dan tahu Anda. Untuk Dosen umumnya adalah dosen pembimbing AKADEMIK dan TUGAS AKHIR. Kalau Anda mahasiswa "Gaul", pasti kenal lebih banyak dosen karena sering kerja sama proyek. Pemilihannya diutamakan yang memiliki jabatan (bisa gelar akademik, atau posisi di pekerjaan- CMIIW)

T: Bagaimana bentuk surat rekomendasi?
J: Formatnya bebas, tapi pemberi rekomendasi akan lebih cepat dan senang kalau sudah ada formnya. Jadi tinggal mengisi saja. Untuk pendaftaran online, pihak kampus akan mengirimkan form rekomendasi ke email pemberi rekomendasi yang Anda daftarkan.

ACCEPTANCE LETTER
T: Apa itu acceptance letter?
J: Surat yang menginformasikan bahwa anda diterima oleh pihak universitas.

CALLING VISA
T: Apa itu calling visa?
J: Surat yang digunakan sebagai syarat dalam mengurus Visa di kedutaan.

T: Berapa lama waktu acceptance letter dengan calling visa?
J: Tergantung kampusnya dan bulannya. Untuk KAU sendiri 2-3 bulan setelah mendapatkan acceptance letter. 2 tahun terakhir, karena final penerimaan menjelang haji, calling visa keluar setelah haji.

T: Berapa lama validity calling visa?
J: Tergantung kampusnya. Umumnya 90 hari. Jadi, Anda harus berangkat ke Saudi dalam durasi 90 hari ini. Disarankan jangan terlalu mepet, karena urusan administrasi untuk mengganti visa menjadi residence bisa lama.

BIAYA
T: Berapa biaya yang perlu dipersiapkan selama proses pendaftaran sampai kita berada di Kampus Saudi?
J: wah panjang ni penjelasannya.
    Pendaftaran awal:
    - TOEFL :pilih yang murah tapi yang diterima
    - Terjemah ijazah&transkrip ke bahasa Inggris: +-100 ribu/dokumen (beberapa kampus sudah memberikan atau bisa memberikan terjemahnya). Untuk KAU, terjemahan ijazah&transkrip (bisa terjemah dalam bahasa Inggris maupun bahasa Arab) musti mendapatkan legalisir dari kedutaan Arab SAUDI sebelum mendaftar online di website KAU.
- Terjemah ijazah&transkrip ke bahasa Arab: 300rb/dokumen (sudah termasuk legalisir sampai kedutaan Saudi dan ongkos kirim dokumen); Untuk dokumen yang sama tapi ada beberapa lembar (e.g. Transkrip), lembar ke-2 dst, tambah 50rb.

Sudah ada pengumuman diterima dan akan urus visa
    Ambil Visa :
    - Minta calling visanya ke PICnya Jurusan. Visa bisa diurus sendiri ke KBSA, tapi tidak disarankan, terutama yg diluar daerah. Forward ke Biro Jasa Pak Jufri Jakarta (calling visa, ijazah asli/terjemahan, foto, paspor). Dia yang akan urus semua. Bayar 1,2juta ke dia. Berangkat ke Jakarta untuk ambil dari Pak Jufri. Untuk harga, silakan dinego ;)

   Sudah dapat visa
   - Tiket pesawat ke Saudi : tiket beli sendiri dulu, nanti direimburst ketika sudah disana. Kecuali pihak kampus sudah menyertakan tiket bersamaan dengan visa.
- Koordinasikan jadwal keberangkatan:
1. Pada pihak Kampus minimal 1 minggu sebelum keberangkatan. ATAU
2. Pada himpunan mahasiswa Indonesia setempat (PPMI), biasanya mereka sudah ada PIC untuk penjemputan mahasiswa baru. Kalau ini bisa 1 hari sebelum keberangkatan.
- Laporkan setiap ada perubahan jadwal ataupun delay.
   - Biaya hidup bulan pertama : Hidup minggu pertama diri sendiri. Siapkan besarnya +- 1000 SAR. Setelah selesai urusan administrasi nanti dikasih uang. Siapkan juga untuk biaya pembuatan iqama juga sebesar SAR 500 (kecuali visa-nya student seperti di KAU).

Jadi total biaya yang perlu dipersiapkan kurang lebih 5 juta rupiah. Tapi, ini akan tercover dengan beasiswa yang diperoleh. insha Allah.

Started
Saudi Arabia, 26 September 2012

Thursday, October 18, 2012

SPE Goes to School



Continuing study in the universities is the most appropriate dream that had by every students in senior high school. Most of them want to continue their study in the favourite universities both in the domestic or overseas. That is normal because they want to prepare their future as well and believe that choosing the universities is the most important step in going to the future. They must also be careful in choosing their majors which must be suitable with their interests. Choosing “the wrong majors” which means the majors that aren’t suitable with their interest will cause damages in studying in the university.

The fact shows that there still many high students in Indonesia that still confuse in choosing their next study places and majors. Even, many of them are confusing the fees in studying in the university because of their parent’s unability economically. Whereas, there have been many scholarships given by universities for them, moreover in Institut of Technology Bandung (ITB) which 70% of the students receive scholarships. This is just the lack of informations comes to high school students.

Concerning to this case, Society of Petroleum Engineers (SPE) Student Chapter ITB, through Social Service Division was touched to conduct the event that will give facilities to high students about university informations, especially ITB and Faculty of Mining and Petroleum Engineering (FTTM). This interesting event was called SPE GOES TO SCHOOL. With Muhamad Taufiq Hidayat (12210012) as the Project Manager, this event was held on the 3rd week of September 2012 in SMA Alfa Centauri, Bandung. The choosing of this school was so proper that the school location was near to ITB but not many students in that school interested to continue their study in ITB, especially in FTTM. Many reasons caused this, like high passing grade, economic, fear, etc. So, SPE GOES TO SCHOOL explained to the 12 grade students in that school everything about life in ITB and FTTM.

The event was held by presenting everything about ITB and FTTM in very soft and enjoyable ways to the students in the classes. The presenters were the members of SPE-SC ITB, especially the Social Service families. The students then permited to ask everything. Fortunately, they were very interested to dig every informations they need, about life in ITB, career prospects, unit and organization activities, even about scholarships. After joining this event, most of them became interested to be part of ITB, especially FTTM.

This annual event will always be conducted twice every year because of the prestigious advantages that will be given to the high school students in different schools. Joining the committees in SPE GOES TO SCHOOL will teach and hone our skills in communication (of course in very special ways because we are talking to high school students with their hustles). So, keep smiling and caring to other.

SPE Goes to School